Dmarket.web.id – Ayam Gelonggongan termasuk praktik kejahatan yang terselubung di Indonesia. Ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi di dunia, termasuk di Indonesia. Permintaan yang tinggi terhadap daging ayam menyebabkan persaingan yang ketat di antara para pedagang dan peternak.
Sayangnya, dalam upaya mendapatkan keuntungan lebih besar, beberapa pedagang menggunakan cara yang tidak sehat dan tidak etis, salah satunya adalah praktik “ayam gelonggongan”. Ayam gelonggongan adalah ayam yang sengaja dipaksa minum air dalam jumlah banyak sebelum dipotong dengan tujuan menambah berat badan dan volume dagingnya.
Praktik ini tidak hanya menimbulkan kerugian bagi konsumen dari segi ekonomi, tetapi juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ayam gelonggongan, mulai dari prosesnya, alasan di balik praktik ini, dampaknya terhadap kesehatan, hingga solusi untuk mengatasi masalah ini.
Proses dan Alasan di Balik Praktik Ayam Gelonggongan
Praktik ayam gelonggongan dilakukan dengan cara memaksa ayam untuk minum air dalam jumlah berlebihan sebelum disembelih. Proses ini biasanya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Menyiapkan Ayam – Ayam yang akan dijual dikumpulkan dalam kondisi hidup.
- Pemaksaan Minum Air – Ayam dipaksa menelan air menggunakan selang atau peralatan khusus yang dimasukkan ke dalam tenggorokannya.
- Meningkatkan Berat Badan Sementara – Setelah ayam minum dalam jumlah besar, beratnya bertambah hingga 15-30% lebih berat dari berat normalnya.
- Pemotongan dan Penjualan – Ayam segera disembelih dan dijual ke pasar sebelum kelebihan air dalam tubuhnya keluar.
Alasan di Balik Praktik Ini
- Keuntungan Finansial – Dengan menambahkan berat ayam secara artifisial, pedagang dapat menjual ayam dengan harga lebih tinggi berdasarkan berat yang telah meningkat.
- Tuntutan Pasar yang Tinggi – Karena harga ayam sering berfluktuasi, beberapa pedagang menggunakan praktik ini sebagai strategi untuk mengimbangi kerugian.
- Kurangnya Pengawasan – Lemahnya regulasi dan pengawasan di pasar tradisional memungkinkan praktik ini tetap terjadi.
Dampak Ayam Gelonggongan
Mengonsumsi ayam gelonggongan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, di antaranya:
- Infeksi Bakteri – Air yang digunakan dalam proses gelonggongan sering kali tidak bersih dan dapat mengandung bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
- Kurangnya Nutrisi – Daging ayam yang telah mengalami gelonggongan memiliki kadar air yang tinggi dan mengurangi kandungan protein, menjadikannya kurang bernutrisi dibandingkan ayam biasa.
- Gangguan Pencernaan – Konsumsi ayam gelonggongan dapat menyebabkan diare atau gangguan pencernaan akibat tingginya kadar air yang tidak alami dalam daging ayam.
Dampak Ekonomi dan Sosial
- Merugikan Konsumen – Konsumen membayar lebih untuk ayam yang beratnya meningkat secara artifisial, bukan karena daging yang lebih banyak.
- Menurunkan Kepercayaan Terhadap Pedagang – Konsumen yang menyadari praktik ini cenderung kehilangan kepercayaan terhadap pedagang ayam, yang dapat berimbas pada penurunan penjualan di pasar tradisional.
- Merusak Industri Peternakan – Jika praktik ini dibiarkan, dampaknya bisa mencoreng nama baik industri peternakan dan distribusi ayam di Indonesia.
Ciri-Ciri Ayam Gelonggongan
Agar terhindar dari membeli ayam gelonggongan, berikut beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali:
- Daging yang Lembek dan Berair – Daging ayam ini terasa lebih lembek dan banyak mengeluarkan air saat ditekan.
- Kulit yang Pucat – Warna kulit ayam cenderung lebih pucat dibandingkan ayam segar biasa.
- Bobot yang Tidak Seimbang – Ayam terasa lebih berat dibandingkan ukuran fisiknya yang tampak normal.
- Cepat Membusuk – Karena kandungan air yang tinggi, ayam gelonggongan lebih cepat membusuk dibandingkan ayam biasa.
Hukuman Menjual Ayam Gelonggongan
Di Indonesia, praktik menjual ayam gelonggongan—yakni ayam yang disuntik air untuk menambah berat sebelum dijual—merupakan tindakan yang melanggar hukum.
Pelaku dapat dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 8 juncto Pasal 62 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sanksi yang diterapkan berupa pidana penjara paling lama lima tahun atau denda maksimal Rp2 miliar.
Sebagai contoh, pada Februari 2025, Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang penjual ayam gelonggongan di Pasar Kebayoran Lama. Pelaku berinisial SY (31) ditangkap karena menyuntikkan air ke dalam tubuh ayam untuk menambah beratnya sebelum dijual.
Atas perbuatannya, SY terancam hukuman penjara hingga lima tahun dan denda maksimal Rp2 miliar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Praktik ini tidak hanya merugikan konsumen secara finansial tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penegakan hukum terhadap pelaku penjualan ayam gelonggongan terus dilakukan untuk melindungi konsumen dan memastikan keamanan pangan di Indonesia.
Solusi untuk Mengatasi Ayam Gelonggongan
1. Kesadaran Konsumen
Konsumen perlu lebih waspada dan memahami bagaimana cara membedakan ayam gelonggongan dengan ayam yang sehat. Membeli ayam dari sumber yang terpercaya seperti supermarket atau pedagang yang memiliki sertifikasi kebersihan dapat menjadi solusi.
2. Penguatan Regulasi dan Pengawasan
Pemerintah dan dinas kesehatan perlu memperketat pengawasan terhadap pedagang ayam di pasar tradisional. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Inspeksi Rutin – Pemeriksaan berkala terhadap pasar dan rumah pemotongan ayam untuk memastikan tidak ada praktik gelonggongan.
- Sanksi Tegas – Pedagang yang terbukti menjual ayam gelonggongan harus dikenakan sanksi agar memberikan efek jera.
- Edukasi kepada Pedagang – Mengedukasi pedagang mengenai bahaya ayam ini bagi kesehatan dan dampaknya terhadap kepercayaan konsumen.
3. Pengembangan Peternakan yang Lebih Baik
Peternak ayam sebaiknya diberikan dukungan untuk meningkatkan produksi ayam secara sehat tanpa harus bergantung pada cara-cara yang tidak etis. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Pemberian Pakan Berkualitas – Dengan pakan yang lebih baik, ayam bisa tumbuh dengan bobot ideal tanpa perlu manipulasi berat badan.
- Peningkatan Teknologi Peternakan – Pemanfaatan teknologi untuk memantau kesehatan ayam dan efisiensi produksi dapat mengurangi praktik yang tidak sehat.
Akhir Kata Kasus Ayam Gelonggongan
Ayam gelonggongan adalah praktik tidak sehat yang banyak merugikan konsumen, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Proses ini dilakukan dengan cara memaksa ayam minum air dalam jumlah berlebihan sebelum dipotong, yang bertujuan untuk meningkatkan berat badannya secara artifisial.
Dampaknya tidak hanya merugikan pembeli secara finansial tetapi juga berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi bakteri dan gangguan pencernaan.
Solusi untuk mengatasi ayam gelonggongan melibatkan berbagai pihak, mulai dari kesadaran konsumen dalam memilih ayam yang sehat, penguatan regulasi dari pemerintah, hingga peningkatan kualitas peternakan agar dapat menghasilkan ayam berkualitas tanpa perlu manipulasi berat.
Dengan kerja sama antara semua pihak, diharapkan praktik ayam gelonggongan dapat dihentikan, sehingga masyarakat dapat menikmati daging ayam yang sehat dan berkualitas.