Berita  

Mengapa Mengiris Bawang Merah Menyebabkan Tangisan?

bawang merah

Dmarket.web.id – Air mata yang mengalir saat mengiris bawang merah bukan hanya cerita klasik di dapur rumah tangga, tetapi juga sebuah fenomena ilmiah yang menarik untuk ditelusuri. Banyak orang bertanya-tanya, mengapa sekadar memotong sayuran bisa memicu reaksi fisik seintens itu? Jawabannya bukan sekadar mitos atau sugesti, melainkan hasil dari reaksi kimia kompleks yang berlangsung secara cepat saat bawang merah dipotong.

“Setiap kali saya memotong bawang, rasanya seperti menonton film sedih,” ujar Ratna, seorang ibu rumah tangga asal Jakarta, sembari bercanda saat diwawancarai. Namun di balik lelucon tersebut, terdapat mekanisme ilmiah yang telah dikaji oleh para peneliti selama bertahun-tahun. Artikel ini akan membedah mengapa mengiris bawang menyebabkan mata menangis, dan bagaimana cara mengurangi efek tersebut secara ilmiah.

Anatomi Bawang Merah: Kaya Akan Senyawa Sulfur

Bawang merah (Allium cepa) adalah bagian dari keluarga Alliaceae yang kaya akan berbagai senyawa kimia, terutama senyawa sulfur. Senyawa-senyawa ini, khususnya sulfur-containing amino acids seperti S-1-propenyl-L-cysteine sulfoxide, adalah komponen utama yang terlibat dalam proses kimia penyebab iritasi mata. Ketika bawang belum dipotong, senyawa ini tetap stabil di dalam sel bawang.

Namun, begitu bawang dipotong, struktur selnya rusak. Enzim-enzim di dalam bawang yang sebelumnya terpisah dengan aman, seperti alliinase, mulai bereaksi dengan senyawa sulfur tersebut. Inilah awal dari terbentuknya zat yang akan membuat kita menangis.

“Struktur dalam bawang seperti medan perang kimia mini. Ketika dipotong, terjadi reaksi yang tidak hanya cepat, tetapi juga sangat volatil,” jelas Dr. Ahmad Faisal, pakar biokimia dari Universitas Indonesia.

Reaksi Kimia yang Memicu Produksi Gas Iritan

Ketika enzim alliinase bertemu dengan S-1-propenyl-L-cysteine sulfoxide, terbentuklah senyawa tidak stabil yang kemudian berubah menjadi gas bernama syn-Propanethial-S-oxide. Gas inilah yang kemudian naik ke udara dan menuju ke mata manusia.

Begitu gas ini bersentuhan dengan permukaan mata, ia bereaksi dengan air mata di lapisan luar mata, membentuk asam sulfenat, yang sangat mengiritasi. Tubuh, sebagai respons alami, akan merangsang kelenjar lakrimal untuk menghasilkan lebih banyak air mata guna mengencerkan dan membilas zat tersebut. Inilah yang menyebabkan kita menangis saat mengiris bawang.

Menurut American Chemical Society, proses ini terjadi dalam hitungan detik, dan syn-Propanethial-S-oxide dikategorikan sebagai lachrymatory factor, atau senyawa pemicu air mata.

Mengapa Mata Begitu Sensitif terhadap Gas Ini?

Mata manusia dilengkapi dengan sistem perlindungan yang sangat sensitif. Lapisan terluar mata, yaitu kornea, memiliki banyak reseptor saraf yang dapat merespons zat kimia dan mekanis. Ketika kornea mendeteksi keberadaan zat iritan seperti gas dari bawang, sinyal langsung dikirim ke otak untuk mengaktifkan kelenjar air mata.

“Tubuh manusia memiliki sistem deteksi dan respon yang sangat cepat terhadap zat-zat yang membahayakan. Ini adalah bentuk pertahanan alami,” kata Prof. Maria Tania, ahli oftalmologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Sistem ini memang dirancang untuk menjaga mata tetap sehat dan bersih. Namun dalam kasus bawang merah, ia bereaksi berlebihan terhadap senyawa yang secara teknis tidak berbahaya dalam dosis kecil, meski tetap tidak nyaman.

Mengapa Bawang Merah Lebih Parah dari Bawang Lain?

Menariknya, tidak semua bawang menyebabkan tangisan dalam tingkat yang sama. Bawang merah umumnya memiliki konsentrasi senyawa sulfur yang lebih tinggi dibandingkan bawang bombay putih atau bawang daun. Inilah sebabnya mengapa mengiris bawang merah bisa terasa lebih menyakitkan bagi mata.

Tingkat iritasi juga bisa bervariasi tergantung pada kondisi bawang itu sendiri. Bawang yang lebih segar atau baru dipanen biasanya memiliki kandungan enzim dan senyawa aktif yang lebih tinggi, sehingga memicu reaksi kimia lebih kuat.

Menurut penelitian dari University of California, varietas bawang manis atau “sweet onion” mengandung lebih sedikit enzim lachrymatory factor synthase, sehingga cenderung tidak menyebabkan banyak tangisan saat dipotong.

Cara Mengurangi Efek Tangisan Saat Memotong Bawang

Ada beberapa trik yang bisa digunakan untuk mengurangi efek iritasi mata saat memotong bawang. Salah satu cara paling umum adalah mendinginkan bawang terlebih dahulu di dalam kulkas selama 15-30 menit. Pendinginan memperlambat aktivitas enzim alliinase, sehingga produksi gas syn-Propanethial-S-oxide menjadi lebih sedikit.

Cara lainnya adalah dengan mengiris bawang di bawah air mengalir atau dekat kipas angin. Air membantu melarutkan gas sebelum mencapai mata, sementara kipas akan meniupkan gas menjauh dari wajah.

Beberapa orang juga menggunakan kacamata renang sebagai pelindung mata saat memotong bawang, meski terlihat lucu, cara ini terbukti sangat efektif. “It’s not stylish, but it works,” kata salah satu chef dalam wawancara dengan BBC Food.

Inovasi Ilmiah: Bawang Bebas Tangis di Masa Depan

Menyadari ketidaknyamanan ini, para ilmuwan di Jepang telah mengembangkan varietas bawang yang tidak menyebabkan tangisan. Dikenal dengan nama “Smiley Onion”, varietas ini diciptakan dengan menonaktifkan enzim lachrymatory factor synthase menggunakan metode genetika dan enzimatik.

Selain itu, beberapa produsen pertanian juga mulai menjual bawang “low-sulfur” yang lebih ramah mata dan cocok digunakan di dapur rumah tangga. Ini adalah bukti bahwa bahkan sesuatu yang terlihat sepele seperti iritasi bawang dapat menjadi topik penelitian serius.

“Ini adalah bukti bahwa sains bisa memberikan solusi dari masalah sehari-hari yang selama ini kita anggap tak terelakkan,” ujar Hiroshi Oka, peneliti dari House Foods Corporation, perusahaan di balik Smiley Onion.

Bawang dan Hubungannya dengan Kesehatan

Meski menyebabkan tangisan, bawang merah sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Senyawa sulfur di dalamnya juga berperan sebagai antioksidan dan antibakteri. Bawang merah dipercaya mampu menurunkan tekanan darah, meningkatkan sistem imun, dan mencegah infeksi.

Selain itu, quercetin, flavonoid yang terkandung dalam bawang, berperan dalam mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan jantung. Jadi, meskipun menyebabkan ketidaknyamanan sesaat, manfaat bawang bagi tubuh tetap luar biasa.

“Bawang mungkin membuatmu menangis, tapi juga membuat tubuhmu lebih kuat,” ucap Dr. Anisa Pradipta, ahli nutrisi dari Surabaya.

Kesimpulan: Sebuah Tangisan yang Bernilai Ilmiah dan Kesehatan

Mengiris bawang merah bukan hanya tindakan memasak biasa. Di balik fenomena air mata tersebut, tersembunyi proses biokimia kompleks yang menunjukkan betapa luar biasanya tubuh kita bereaksi terhadap lingkungan. Gas syn-Propanethial-S-oxide yang muncul saat memotong bawang adalah pemicu utama iritasi, namun juga menjadi pintu masuk bagi kita untuk lebih memahami mekanisme biologis tubuh manusia.

Dengan pengetahuan dan teknologi, kita kini bisa mengurangi efek tersebut, bahkan menciptakan bawang yang tidak menyebabkan tangisan. Namun di sisi lain, air mata saat mengiris bawang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita di dapur rumah tangga.

Seperti kata pepatah, “Tangisan saat memasak bukan karena sedih, tapi karena bawang merah sedang bekerja.”