Dmarket.web.id – Fungsi Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi menyaring darah, mengeluarkan limbah dan racun dari tubuh melalui urin, serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penurunan fungsi ginjal adalah kondisi serius yang sering kali tidak disadari karena gejalanya muncul secara perlahan dan tidak spesifik. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri fungsi ginjal yang sudah menurun sangat penting untuk pencegahan penyakit ginjal kronis (PGK) yang dapat berujung pada gagal ginjal.
1. Kelelahan yang Tidak Wajar dan Menurunnya Energi Harian
Salah satu gejala awal dari penurunan fungsi ginjal adalah kelelahan yang terus-menerus, bahkan setelah istirahat yang cukup. Hal ini terjadi karena ginjal yang sehat bertugas menyaring limbah dari darah dan menjaga keseimbangan zat kimia dalam tubuh. Ketika ginjal tidak dapat bekerja secara optimal, maka racun dan limbah akan menumpuk dalam darah. Penumpukan inilah yang menyebabkan tubuh merasa lemas, lesu, dan kehilangan energi.
Menurut National Kidney Foundation, penurunan fungsi ginjal membuat produksi hormon eritropoietin (EPO) menurun. Hormon ini berfungsi merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Ketika jumlah sel darah merah menurun, maka pasokan oksigen ke jaringan tubuh juga menurun, yang pada akhirnya menimbulkan kelelahan dan anemia.
2. Gangguan Tidur dan Sering Terbangun di Malam Hari
Banyak orang yang mengalami gangguan tidur tanpa menyadari bahwa hal tersebut bisa berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Ketika ginjal gagal menyaring racun secara efektif, maka zat berbahaya tersebut tetap berada dalam aliran darah dan dapat memengaruhi kualitas tidur. Beberapa pasien dengan penyakit ginjal kronis melaporkan insomnia, gelisah di malam hari, dan bahkan gangguan pernapasan seperti sleep apnea.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology, pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu lebih mungkin mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan populasi umum. Hal ini juga bisa disertai dengan kondisi yang dikenal sebagai restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah.
3. Perubahan pada Frekuensi dan Warna Urin
Gejala paling khas yang mengindikasikan penurunan fungsi ginjal adalah perubahan pada urin. Hal ini mencakup frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama di malam hari (nokturia), atau justru menurun drastis. Selain itu, warna urin juga bisa berubah menjadi lebih gelap, berbusa, atau bahkan mengandung darah.
Jika ginjal tidak mampu menyaring protein dengan baik, maka protein akan bocor ke urin. Ini yang menyebabkan urin menjadi berbusa. Kondisi ini disebut sebagai proteinuria dan merupakan salah satu tanda paling jelas dari kerusakan ginjal. Dalam beberapa kasus, urin juga bisa berwarna merah muda karena mengandung darah (hematuria), yang menunjukkan kerusakan serius pada filter ginjal.
4. Pembengkakan pada Kaki, Tangan, dan Wajah
Ginjal yang sehat membantu mengontrol keseimbangan cairan dalam tubuh. Namun, ketika fungsi ginjal menurun, cairan tidak dapat dikeluarkan secara efisien sehingga terjadi penumpukan. Hal ini menyebabkan edema atau pembengkakan, terutama di bagian tubuh seperti kaki, pergelangan kaki, tangan, dan wajah.
Menurut Mayo Clinic, edema bisa menjadi pertanda bahwa ginjal sudah tidak mampu menyaring dan membuang kelebihan natrium dan air dari tubuh. Jika tidak segera ditangani, pembengkakan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan berisiko menimbulkan komplikasi kardiovaskular.
5. Mual, Muntah, dan Hilangnya Nafsu Makan
Timbunan racun dalam darah yang tidak bisa disaring oleh ginjal dapat memengaruhi sistem pencernaan. Pasien dengan gangguan ginjal sering kali mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Akibatnya, berat badan menurun drastis dan tubuh kekurangan nutrisi.
Gejala ini biasanya muncul ketika fungsi ginjal sudah cukup parah, atau masuk dalam tahap penyakit ginjal kronis stadium lanjut. Banyak pasien tidak bisa makan seperti biasa karena merasa makanan berbau atau rasanya berubah akibat ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh.
6. Gatal-Gatal yang Parah dan Kulit Kering
Ginjal juga berperan dalam mengontrol kadar mineral seperti fosfor dan kalsium. Ketika ginjal gagal berfungsi, maka keseimbangan mineral terganggu, yang menyebabkan kulit menjadi kering dan terasa gatal. Gatal ini bisa sangat mengganggu, bahkan menyebabkan luka karena terus digaruk.
Dalam jurnal Nephrology Dialysis Transplantation, disebutkan bahwa pruritus uremik (gatal akibat penumpukan urea dalam darah) merupakan kondisi yang umum dialami pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir. Gatal ini berbeda dengan gatal biasa karena terasa dalam, menyebar di banyak area tubuh, dan tidak kunjung reda meski sudah diberikan krim atau obat luar.
7. Sesak Napas dan Dada Terasa Berat
Ketika cairan menumpuk dalam tubuh, tidak hanya kaki dan tangan yang bengkak, tetapi cairan juga bisa memenuhi paru-paru. Akibatnya, penderita akan mengalami kesulitan bernapas, bahkan saat beristirahat. Ini dikenal sebagai edema paru dan bisa sangat berbahaya.
Selain itu, anemia akibat fungsi ginjal yang menurun juga bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, yang membuat jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko sesak napas.
Dr. Siti Nurhayati, seorang nefrolog di RSUP Fatmawati, menjelaskan bahwa, “Pasien dengan penurunan fungsi ginjal sering datang dengan keluhan nyeri dada dan sesak napas, tanpa menyadari bahwa ginjalnya sudah terganggu. Ini sering kali menjadi indikator untuk segera dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal.”
8. Tekanan Darah Tinggi yang Tidak Terkontrol
Ginjal dan tekanan darah memiliki hubungan dua arah. Kerusakan ginjal dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, dan sebaliknya, hipertensi kronis dapat merusak ginjal. Jika seseorang sudah rutin mengonsumsi obat tekanan darah tinggi namun tekanan darah tetap tinggi, maka perlu dicurigai adanya masalah pada ginjal.
Ginjal yang rusak tidak dapat mengatur kadar natrium dan cairan dengan baik, sehingga volume darah meningkat dan memicu tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penderita hipertensi perlu secara rutin memeriksa fungsi ginjal untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
9. Rasa Logam di Mulut dan Nafas Bau Ammonia
Timbunan limbah dalam darah bisa menyebabkan perubahan rasa dan bau mulut. Banyak pasien melaporkan adanya rasa logam di lidah, serta nafas yang berbau seperti ammonia. Kondisi ini dikenal sebagai uremic fetor dan merupakan tanda bahwa fungsi ginjal sudah menurun signifikan.
Rasa logam ini membuat makanan terasa tidak enak, bahkan pahit, sehingga berkontribusi pada hilangnya nafsu makan. Jika gejala ini terus dibiarkan, maka bisa menyebabkan malnutrisi.
10. Gangguan Konsentrasi dan Kebingungan
Penurunan fungsi ginjal juga berdampak pada otak. Racun dalam darah yang tidak tersaring dengan baik dapat mengganggu fungsi neurologis, termasuk kemampuan berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat. Dalam kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami kebingungan hingga kehilangan kesadaran.
Hal ini sering terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, di mana kadar urea sangat tinggi. Dokter biasanya menyarankan hemodialisis segera jika gejala neurologis seperti ini sudah muncul.
Mendeteksi Sejak Dini: Tes Fungsi Ginjal yang Perlu Dilakukan
Penting untuk memahami bahwa sebagian besar gejala penurunan fungsi ginjal muncul ketika kerusakan sudah cukup parah. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi seperti penderita diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.
Tes yang umum digunakan untuk memantau fungsi ginjal meliputi:
-
Tes Kreatinin dan GFR (Glomerular Filtration Rate): Mengukur seberapa baik ginjal menyaring limbah.
-
Tes Urin: Mendeteksi adanya protein atau darah dalam urin.
-
Tes Elektrolit: Menilai keseimbangan kalium, natrium, dan fosfor.
Penutup: Jangan Abaikan Gejala, Jaga Ginjal Sejak Dini
Fungsi ginjal yang menurun bisa membawa konsekuensi kesehatan yang sangat serius, bahkan mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala awal, menjalani gaya hidup sehat, dan rutin melakukan pemeriksaan medis, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi.
Menjaga pola makan rendah garam, cukup minum air putih, mengontrol tekanan darah dan gula darah, serta menjauhi penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter adalah langkah sederhana yang bisa menjaga ginjal tetap sehat.
Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Bambang Setiawan, spesialis penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo, “Ginjal tidak pernah mengeluh sampai mereka benar-benar rusak. Maka jangan tunggu sampai terlambat untuk memeriksakan diri.”