Dmarket.web.id – Penyakit Katarak merupakan salah satu penyakit mata yang paling umum terjadi di seluruh dunia, terutama pada populasi lanjut usia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa katarak adalah penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah secara global.
Penyakit ini terjadi ketika lensa mata yang seharusnya jernih menjadi keruh, menghambat cahaya untuk mencapai retina dan menyebabkan gangguan penglihatan.
Di negara berkembang, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan menyebabkan banyak orang kehilangan penglihatan karena Penyakit Katarak yang tidak diobati.
Di sisi lain, negara maju sudah memiliki teknologi yang memungkinkan operasi pengangkatan katarak dilakukan secara rutin. Meski demikian, pengetahuan masyarakat umum mengenai penyebab, gejala, dan pengobatan Penyakit Katarak masih terbatas.
Definisi dan Mekanisme Terjadinya Penyakit Katarak
Secara medis, Penyakit Katarak adalah kondisi di mana lensa mata kehilangan kejernihannya dan menjadi buram atau keruh. Lensa yang sehat bersifat transparan dan berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina, bagian mata yang bertugas mengirimkan sinyal visual ke otak.
Pada penderita katarak, protein-protein dalam lensa menggumpal dan membentuk lapisan kabut yang menghalangi cahaya. Proses ini bisa berlangsung perlahan selama bertahun-tahun atau berkembang cepat, tergantung pada faktor penyebabnya.
Ada berbagai jenis katarak, termasuk Penyakit Katarak nuklear (terjadi di pusat lensa), kortikal (di bagian tepi lensa), dan subkapsular posterior (di bagian belakang lensa). Masing-masing jenis katarak bisa memberikan gejala yang berbeda dan memerlukan pendekatan medis yang sesuai.
Penyebab dan Faktor Risiko Katarak
Penyebab utama Penyakit Katarak adalah proses penuaan alami. Seiring bertambahnya usia, lensa mata mengalami perubahan metabolisme yang menyebabkan protein menggumpal dan membentuk kekeruhan. Namun, selain usia, terdapat sejumlah faktor risiko lain yang turut berkontribusi terhadap perkembangan katarak, antara lain:
-
Paparan Sinar UV: Paparan sinar ultraviolet dari matahari secara terus-menerus dapat merusak protein dalam lensa mata.
-
Diabetes Mellitus: Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami Penyakit Katarak , terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol.
-
Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol: Merokok meningkatkan stres oksidatif di dalam tubuh, termasuk pada lensa mata. Alkohol dalam jumlah berlebihan juga diketahui mempercepat kerusakan lensa.
-
Cedera Mata: Trauma fisik pada mata dapat memicu Penyakit Katarak traumatik.
-
Penggunaan Obat Steroid: Penggunaan jangka panjang obat-obatan kortikosteroid, baik oral maupun topikal, dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior.
-
Faktor Genetik: Riwayat Penyakit Katarak dalam keluarga juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap katarak lebih awal dari biasanya.
Gejala Penyakit Katarak : Mengenali Tanda-Tanda Awal
Gejala Penyakit Katarak bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Umumnya, penderita mulai mengalami gangguan penglihatan yang bertahap. Gejala-gejala yang sering dilaporkan meliputi:
-
Pandangan Buram atau Berkabut: Ini merupakan gejala paling khas. Penglihatan tampak seolah-olah melihat melalui jendela yang kotor atau berkabut.
-
Sensitivitas Terhadap Cahaya: Sinar terang, terutama cahaya lampu atau matahari, menjadi sangat menyilaukan.
-
Sulit Melihat di Malam Hari: Katarak menyebabkan penurunan kemampuan melihat dalam pencahayaan rendah.
-
Melihat Lingkaran Cahaya (Halo): Penderita sering melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya.
-
Perubahan Frekuensi Kacamata: Seringnya ganti lensa kacamata karena penglihatan cepat berubah.
-
Penglihatan Ganda: Dalam beberapa kasus, penderita melihat objek menjadi dua.
-
Penurunan Persepsi Warna: Warna tampak lebih kusam atau kekuningan.
Gejala ini berkembang secara perlahan dan sering tidak disadari oleh penderita hingga penglihatan menjadi sangat terganggu.
Diagnosa Katarak: Pemeriksaan yang Diperlukan
Diagnosis Penyakit Katarak dilakukan oleh dokter spesialis mata (oftalmolog) melalui serangkaian pemeriksaan mata menyeluruh. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain:
-
Uji Ketajaman Visual (Snellen Chart): Mengukur seberapa baik seseorang bisa membaca huruf dari kejauhan.
-
Pemeriksaan Slit-Lamp: Menggunakan mikroskop khusus untuk melihat struktur lensa mata dan mendeteksi adanya kekeruhan.
-
Dilatasi Pupil: Dokter akan meneteskan obat tetes untuk melebarkan pupil agar dapat melihat bagian dalam mata dengan lebih jelas.
-
Tonometri dan Retinoskopi: Digunakan untuk mengukur tekanan dalam mata serta memeriksa retina dan saraf optik.
Pemeriksaan ini penting untuk memastikan bahwa gejala yang dialami pasien benar-benar disebabkan oleh Penyakit Katarak dan bukan penyakit mata lain seperti glaukoma atau degenerasi makula.
Penanganan Katarak: Dari Terapi Hingga Operasi
Pada tahap awal, penglihatan yang terganggu oleh Penyakit Katarak dapat diatasi dengan kacamata baru, pencahayaan yang lebih terang, atau lensa pembesar. Namun, ketika katarak mulai mengganggu aktivitas harian seperti membaca, menyetir, atau bekerja, maka satu-satunya solusi yang efektif adalah operasi.
Operasi Penyakit Katarak : Prosedur dan Teknologi
Operasi Penyakit Katarak adalah prosedur medis untuk mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan (IOL – Intraocular Lens). Prosedur ini dilakukan secara rawat jalan dan memiliki tingkat keberhasilan sangat tinggi.
-
Fakoemulsifikasi: Teknik paling umum, di mana lensa yang keruh dihancurkan dengan gelombang ultrasonik dan dihisap keluar sebelum diganti dengan IOL.
-
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular: Digunakan untuk Penyakit Katarak yang sangat padat. Lensa dikeluarkan utuh dan diganti dengan lensa buatan.
-
Laser-Assisted Cataract Surgery (LACS): Menggunakan laser untuk membuat sayatan dan melembutkan lensa sebelum diangkat.
Pasca Operasi dan Perawatan
Setelah operasi, pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama dan mengalami pemulihan visual dalam beberapa hari. Obat tetes antibiotik dan anti-inflamasi diberikan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Aktivitas berat harus dihindari selama beberapa minggu. Risiko komplikasi seperti infeksi, pendarahan, atau lensa implan yang bergeser sangat rendah jika operasi dilakukan oleh tenaga profesional.
Pencegahan Katarak: Upaya Mengurangi Risiko
Meskipun Penyakit Katarak karena penuaan tidak bisa sepenuhnya dicegah, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk memperlambat proses pembentukan katarak atau menurunkan risiko:
-
Gunakan Kacamata Pelindung Sinar UV: Paparan sinar ultraviolet A dan B dapat merusak protein lensa.
-
Berhenti Merokok: Merokok mempercepat degenerasi protein mata.
-
Kontrol Diabetes: Menjaga kadar gula darah stabil dapat mencegah komplikasi pada mata.
-
Diet Sehat dan Seimbang: Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti vitamin C dan E dapat membantu menjaga kesehatan mata.
-
Pemeriksaan Mata Rutin: Deteksi dini katarak atau penyakit mata lainnya dapat mempermudah penanganan sebelum kondisi memburuk.
Katarak pada Anak dan Katarak Kongenital
Walaupun umumnya menyerang lansia, katarak juga bisa terjadi pada anak-anak. Penyakit Katarak kongenital terjadi sejak lahir atau pada masa awal kehidupan dan biasanya disebabkan oleh faktor genetik, infeksi selama kehamilan (seperti rubella), atau gangguan metabolisme.
Penyakit Katarak pada anak-anak bersifat lebih serius karena dapat mengganggu perkembangan penglihatan permanen jika tidak segera ditangani.
Pengobatan Penyakit Katarak pada anak sering melibatkan operasi yang diikuti dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak untuk membantu penglihatan. Terapi visual jangka panjang seperti patching (menutup mata yang sehat) mungkin juga diperlukan untuk mendorong perkembangan penglihatan yang lebih baik di mata yang terkena.
Tantangan Global dalam Penanganan Katarak
Meski operasi katarak sudah terbukti efektif dan relatif murah, masih banyak negara berkembang yang menghadapi tantangan besar dalam hal akses dan edukasi.
Kurangnya tenaga medis, keterbatasan fasilitas operasi, dan rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan banyak penderita katarak tidak mendapat penanganan yang layak.
Organisasi internasional dan LSM kesehatan mata seperti Orbis dan Vision2020 terus melakukan berbagai program sosial untuk menanggulangi kebutaan akibat Penyakit Katarak dengan membuka layanan operasi gratis di daerah terpencil.
Kesimpulan: Mengembalikan Cahaya Melalui Kesadaran dan Aksi
Penyakit Katarak adalah penyakit mata yang umum tetapi sangat bisa ditangani jika diketahui lebih awal dan ditangani dengan tepat. Dari penyebab alami seperti penuaan hingga faktor risiko eksternal seperti sinar UV dan diabetes, Penyakit Katarak bisa muncul dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan.
Pentingnya edukasi, pemeriksaan mata rutin, dan akses terhadap fasilitas kesehatan menjadi kunci utama dalam menanggulangi dampak Penyakit Katarak. Dengan teknologi operasi modern yang terus berkembang, harapan untuk mengembalikan penglihatan menjadi lebih nyata.
Dalam dunia yang semakin bergantung pada indera visual, menjaga kesehatan mata sama pentingnya dengan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.